Friday, April 6, 2012

Layang-layang dalam perantauan

Arahku seakan hilang dalam sekatan. Dunia ini terlalu sempurna untuk kutundakan,begitu pun aku takan bisa lepas dalam jeratannya. Hati meronta,tangan dan kaki tetap menuruti. Apa mau dikata?ucap pun seakan pasi,kemunafikan seakan tak pernah lepas mengintai diri. Oh Tuhan,lemahnya aku pun Engkau sudah pasti maha memahaminya,tapi ini bukan alasanku untuk berlepas dari seruan nyataMu. Seakan aku sedang mempermainkanMu,tentu saja keadaan akan membuatku terkatung-katung dalam kata dilema tak bertepi. Niat saja niat,tapi tingkah tanduk tetap saja belum beranjak,aku pun lemah tapi aku masih menganiyaya jiwa,dunia ini masih menjadi kudapan-kudapan nikmat disecawan jamuan pagiku,hingga akhirat pun seakan masih kujadikan mimpi di sore hariku,lalu bagaimana dengan mati yang slalu mengintai? Bagaimana keadaanku selanjutnya?jika jawaban itu pun seakan aku yang menjadi pemilik skenario takdirMu. Sudah hina,juga menganiyaya.merengek padaMu,nyatanya masih asyik dalam caraku,sungguh amatlah buruk keadaanku. Aku takan berhenti menantikan rahmatMu ya Allah,mungkin juga iman ku belum sempurna,munafik masih kurasa,tapi aku tahu karena Engkau lebih sekedar tahu tentang aku. Aku hambaMu,Engkau Allah ku! Asstagfirulloh. . . .

Sunday, April 1, 2012

Awan padam

Sang pemilik kenangan adalah seorang pemenang. Hati slalu terpaut pada yang silam. Tanpa tersadarkan masa depan telah datang menjemput. Ah tidak,ada sebagian jiwa yang telah remuk atau bahkan padam,oleh guratan luka dan sayatan duka sbuah kenangan yang terendam dan terpendam jauh di dasar yang dalam. Seperti benar-benar tak adil sekali kehidupan ini slalu saja menjadi kolam air tawar yang mencelupkan segumpal daging lunak berjuta perasaan,benar-benar ternetralisir smua menjadi daging hidup yang membeku dan mati. Hidup slalu saja berotasi,sembari menunggu kudapan-kudapan jamuan ku lumatkan dibibirku aku akan tetap menjadi pengamat yang ulung,kenapa tidak bisa aku ikut berperan bersamamu wahai engkau awan?putih warnamu membuatku ingin menaburi tubuhku dengan kulitmu tapi kau hanya mengenalkanku butiran-butiran air hujan. Aku yang malang atau kamu yang jalang?ada ribuan sekat tak dapat menjadi rapat,berjalanlah engkau awan di tempat tinggimu,seperti juga aku bersama pijakan kakiku,kadang juga terseret angin topan yang mungkin sekawan mu yang kamu pilihkan untuk ku,sebenarnya pun aku lah pemeran dan kau pun pelakon hanya saja pemenang kadang pun hanya akan memilih menjadi pecundang dalam pesakitan,ku hanya anyir dalam senyum kepalsuan dan kau pun hanya terbang tanpa arah tujuan,sbuah rensonasi gelombang kata slalu saja meletup dalam bualan pemimpi.