Tuesday, September 13, 2011

biru. . .

ingin ku kebiri sang waktu,waktu yang telah menjadi cawan berisi kopi susu di ujung pagiku.

kemukus rindu yang kian mengasap,mengawan di balik awan" dilangit kebisuan.

hingga slalu kudapati rejaman" kata yang kian memilu sendu.
garis" benang kusut yang ingin aku sulam,anyam dan ku pintal,menjadi kain yang lebar.
memapar menjadi alas tumpakan sang kehidupan.

petik dawai kian meninggi menggeletar menjamu anak" kehidupan dalam pesta dan sorak" tepuk tangan.
hai. . .sang waktu kenapa slalu diam dan bungkam?kau beri aku kudapan di siang hari,hingga malam kudapati roti panggang,msh mengisi perut laparku.tp hingga waktu ujung ku,tak ku dapati kau menjamuku seperti sebelumnya.

waktu apa kamu marah padaku?apa kamu marah karena tak kusisakan rotiku untuk kucing kesayanganku?

jangan janganlah dikte aku dengan vonis noktah" lembaran daun lebar mu.

biru. . . .tunggu aku,tunggulah aku menuju altar penantian bersama kebiruanmu.
selatan masih diam,utara hanya bisa mengantar.timurku masih menjadi tongkatku sedang barat sbuah peganganku yg erat.

maka nantikanlah aku bersama sang waktu menuju singgasana kepemimpinanmu.

sesungguhnya malaikat senja ku masih menuntuku pada sang biru. . . .
biru yang kian menggebu,menyahut raja klana.